Halaman

    Social Items


Kata Sablon berasal dari bahasa Belanda "scablon". Teknik ini banyak dipakai untuk mencetak gambar atau tulisan pada permukaan datar atau rata. Bentuk permukaan datar yang bisa dibuat antara lain printed circuit board (PCB), barang barang elektronik, stiker, kartu undangan, kaos, spanduk, dan aneka jenis kemasan. Untuk permukaan yang rata antara lain jenis jenis bentuk silinder yaitu pipa, gelas, bolpoin, dan lain lain. Jadi, mencetak dengan sistem sablon merupakan kegiatan mencetak dengan kain sutra, yang biasanya disebut dengan screen printing, yang berarti mencetak dengan kain penyaring.

1. Perlengkapan Sablon

a. Perlengkapan Pokok
1). Screen (Kain Gasa/Monyl)
Screen (kain gasa) adalah kain sablon yang berfungsi sebagai sarana untuk membentuk gambar diatas benda benda yang akan disablon. Sreen menjadi alat utama dalam proses cetak saring, tanpanya sistem pencetakan tidak dapat dilaksanakan. Screen dibagi menjadi tiga macam berikut ini:
  1. Monyl berukuran halus No. 180 T-200 T, digunakan untuk mencetak diatas dasar yang tidak meresap tinta/cat, misalnya kaca, botol, mika, plastik, seng, dll.
  2. Monyl berukuran sedang No. 120 T-150 T, digunakan untuk mencetak diatas dasar yang menyerap sedikit cat/tinta, misalnya kertas, karton, kayu, kulit, dll.
  3. Monyl berukuran kasar No. 60 T-90 T digunakan untuk mencetak diatas dasar yang paling banyak menyerap cat/tinta, misalnya kaos, kain, dll
2). Pori-Pori atau lubang screen
Sebelum dipasang pada kerangka/alat cetak, monyl haruslah direndam atau dibasahi dengan air dingin dahulu agar tidak pecah bila dijemur. Pemasangan monyl di kerangka alat cetak sebaiknya dalam keadaan masih basah. Pori-pori kain screen bisa dilalui oleh cairan apa saja seperti, air, minyak , cat, dan lain lain. Penggunaannya disesuaikan dengan kemampuan reaksi terhadap sasarannya.
Bila mencetak stiker, kain, maupun kaos, kekuatan afdruk atau gambar di monyl itu tidak begitu kuat. Karena, lem stiker mengandung cairan dan obat afdruk juga mengandung air. Pada pembuatan stiker dalam jumlah banyak, kita harus menyediakan dua buah alat cetak yang afdrukannya sama, supaya dalam pengerjaannya bisa lancar.
Kain screen bisa berupa sutera, serat serat polyester, katun, nylon, monyl, nytal, dan lain lain. Kain yang dipilih ditentukan oleh corak dan garis yang akan dibuat. Corak yang kasar dapat memakai kain yang kasa pla, sedangkan corak yang halus dapat memakai kain yang halus. Tetapi corak kasar dapat juga menggunakan kain yang halus. Jadi ukuran kain screen itu bermacam-macam, dan ukuran ini diperlukan sebagai pedoman.

3). Meja cetak untuk melakukan penyablonan
4). Bingkai atau kerangka alat cetak yang terdiri dari bingkai alumunium dan kayu.
5). Engsel catok, agar bingkai dan kain tidak bergoyang sewaktu disablon.
6). Pelapis, untuk menyerap tinta yang berlebihan.
7). Rakel, untuk meratakan tinta pada kain/ bahan lain yg disablon.
8). Rak jemur atau rak susun untuk mengangin angin kan hasil sablonan.

b. Perlengkapan Penunjang
Perlengkapan yang menunjang untuk menyablon adalah hair dryer atau kipas angin dan penyemprot air. Selain itu ada bahan pracetak yang terdiri dari kaporit, ulano, lakban, krim deterjen, dan screen laquer. Bahan untuk proses cetak antara lain, obat obatan, tinta, dan kain screen yang banyak ukurannya.

2. Proses Pembuatan Klise Positif (Gambar Rancangan)

Sebelum proses mencetak, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membuat gambar rancangan (klise positif). Dalam membuatnya perlu diperhatikan hal berikut:

a. Bahan untuk Membuat Gambar
Bahan untuk membuat gambar biasanya menggunakan kertas, plastik, mika, atau plastik film. Syaratnya adalah transparan, agar pada waktu pengeksposan (penyinaran) bagian yang seharusnya tidak tembus tinta akan terkena sinar secara utuh tanpa tekurangi intensitasnya oleh keburaman bahan (opasitas). Setelah disinari, bagian ini akan tertutup sempurna/hitam pekat sehingga tidak akan tembus pada saat proses pengeksposan.

b. Membuat Model
Penggambaran model dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu menggambar langsung di kertas putih polos, langsung pada screen, setting lewat komputer, dan dengan fotografi.
  1. Manual
    Menggambar langsung di atas kertas polos putih biasanya menggunakan rapido atau drawing pen, agar hasil tulisan maupun gambar, jelas dan tajam. Selanjutnya gambar yang sudah jadi diolesi dengan menggunakan minyak kelapa agar kertas polos putih tadi menjadi transparan. Kemudian minyak yang ada di kertas tersebut dibersihkan dengan kertas sejenis. Setelah kering bisa dilakukan pengekposan gambar atau afdruk.
  2. Langsung di Screen
    Setelah gasa jadi, bersihkan dari kotoran kotoran seperti minyak dan debu. Caranya dengan mencucinya di dalam air panas dan bila perlu beri sedikit soda abu supaya bersih. Pekerjaan selanjutnya adalah memberi corak atau gambar pada gasa screen. Selanjutnya areal yang tidak diinginkan tembus tinta, diolesi dengan emulsi yang sudah dicampur sensitizer. Dengan demikian, hanya daerah yang diolesi emulsi yang nantinya tidak tembus tinta. Setelah selesai proses pengolesan, dikeringkan di terik matahari dan langsung digunakan untuk mencetak.
  3. Setting Komputer
    Setting komputer dimulai dengan pembuatan desain model untuk kemudian dicetak dengan menggunakan printer jenis laser jet, supaya kualitas gambarnya baik dan kualitas tintanya tajam. Cara ini lebih relatif lebih praktis dan dapat dengan mudah dihasilkan gambar yang relatif.
  4. Fotografi
    Teknik fotografi merupakan teknik pembuatan gambar yang memiliki kualitas paling baik dibandingkan dengan ketiga cara diatas. Hanya prosesnya agak lama dan kurang praktis, selain itu biayanya cukup mahal. Gambar yang akan dibuat terlebih dahulu dirancang/didesain dengan komputer secara manual. Setelah gambar sesuai dengan yang kita harapkan, gambar dipotret. Cara ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas gambar dari model yang akan dicetak. Gambar akan lebih tajam dengan detail yang jelas. Hasil gambar yang dihasilkan berupa positif film

3. Afdruk/Pengekposan

Afdruk/Pengekposan atau penyinaran adalah proses memindahkan gambar dari model ke screen dengan bantuan bahan yang disebut emulsi sablon. Afdruk dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
  1. Pelapisan (Coating)
    Campurlah emulsi dengan sensitizer (obat afdruk siap pakai), lalu aduk hingga rata. Campuran emulsi tadi dan dioleskan pada permukaan screen dengan menggunakan alat bantu coater (pelapis). Selain itu, juga dapat menggunakan mika atau penggaris plastik yang panjangnya sesuai dengan kebutuhan sampai benar benar rata (usahakan pengadukan dan pengolesan dilakukan dalam ruangan yang gelap).
  2. Pengeringan awal (Start Drying)
    Pengeringan dapat dilakukan dengan bantuan hair dryer, atau didiamkan saja sampai kering sendiri. Pada saat pengeringan usahakan agar tidak terkena sinar matahari atau lampu yang mengandung sinar ultraviolet seperti neon. Jika terkena sinar, maka emulsi akan terbakar dan tidak dapat digunakan untuk proses selanjutnya.
  3. Penyinaran (Exposing)
    Tujuan penyinaran adalah untuk memindahkan gambar yang berbentuk positif ke dalam screen. Penyinaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan sinar matahari atau dengan menggunakan meja afdruk (sinar lampu)
  4. Pengembangan
    -Perhentian reaksi
    -Proses pengembangan
  5. Tusir
  6. Pengeringan Akhir
Sumber: Seni Budaya Kelas VIII Semester 2. Indonesia: CV. Fatihul Ihsan
Baca Juga :
Pengertian Menggambar

Pengertian Teknik Sablon, Perlengkapan, serta Proses Pembuatannya

Go Textdia

Kata Sablon berasal dari bahasa Belanda "scablon". Teknik ini banyak dipakai untuk mencetak gambar atau tulisan pada permukaan datar atau rata. Bentuk permukaan datar yang bisa dibuat antara lain printed circuit board (PCB), barang barang elektronik, stiker, kartu undangan, kaos, spanduk, dan aneka jenis kemasan. Untuk permukaan yang rata antara lain jenis jenis bentuk silinder yaitu pipa, gelas, bolpoin, dan lain lain. Jadi, mencetak dengan sistem sablon merupakan kegiatan mencetak dengan kain sutra, yang biasanya disebut dengan screen printing, yang berarti mencetak dengan kain penyaring.

1. Perlengkapan Sablon

a. Perlengkapan Pokok
1). Screen (Kain Gasa/Monyl)
Screen (kain gasa) adalah kain sablon yang berfungsi sebagai sarana untuk membentuk gambar diatas benda benda yang akan disablon. Sreen menjadi alat utama dalam proses cetak saring, tanpanya sistem pencetakan tidak dapat dilaksanakan. Screen dibagi menjadi tiga macam berikut ini:
  1. Monyl berukuran halus No. 180 T-200 T, digunakan untuk mencetak diatas dasar yang tidak meresap tinta/cat, misalnya kaca, botol, mika, plastik, seng, dll.
  2. Monyl berukuran sedang No. 120 T-150 T, digunakan untuk mencetak diatas dasar yang menyerap sedikit cat/tinta, misalnya kertas, karton, kayu, kulit, dll.
  3. Monyl berukuran kasar No. 60 T-90 T digunakan untuk mencetak diatas dasar yang paling banyak menyerap cat/tinta, misalnya kaos, kain, dll
2). Pori-Pori atau lubang screen
Sebelum dipasang pada kerangka/alat cetak, monyl haruslah direndam atau dibasahi dengan air dingin dahulu agar tidak pecah bila dijemur. Pemasangan monyl di kerangka alat cetak sebaiknya dalam keadaan masih basah. Pori-pori kain screen bisa dilalui oleh cairan apa saja seperti, air, minyak , cat, dan lain lain. Penggunaannya disesuaikan dengan kemampuan reaksi terhadap sasarannya.
Bila mencetak stiker, kain, maupun kaos, kekuatan afdruk atau gambar di monyl itu tidak begitu kuat. Karena, lem stiker mengandung cairan dan obat afdruk juga mengandung air. Pada pembuatan stiker dalam jumlah banyak, kita harus menyediakan dua buah alat cetak yang afdrukannya sama, supaya dalam pengerjaannya bisa lancar.
Kain screen bisa berupa sutera, serat serat polyester, katun, nylon, monyl, nytal, dan lain lain. Kain yang dipilih ditentukan oleh corak dan garis yang akan dibuat. Corak yang kasar dapat memakai kain yang kasa pla, sedangkan corak yang halus dapat memakai kain yang halus. Tetapi corak kasar dapat juga menggunakan kain yang halus. Jadi ukuran kain screen itu bermacam-macam, dan ukuran ini diperlukan sebagai pedoman.

3). Meja cetak untuk melakukan penyablonan
4). Bingkai atau kerangka alat cetak yang terdiri dari bingkai alumunium dan kayu.
5). Engsel catok, agar bingkai dan kain tidak bergoyang sewaktu disablon.
6). Pelapis, untuk menyerap tinta yang berlebihan.
7). Rakel, untuk meratakan tinta pada kain/ bahan lain yg disablon.
8). Rak jemur atau rak susun untuk mengangin angin kan hasil sablonan.

b. Perlengkapan Penunjang
Perlengkapan yang menunjang untuk menyablon adalah hair dryer atau kipas angin dan penyemprot air. Selain itu ada bahan pracetak yang terdiri dari kaporit, ulano, lakban, krim deterjen, dan screen laquer. Bahan untuk proses cetak antara lain, obat obatan, tinta, dan kain screen yang banyak ukurannya.

2. Proses Pembuatan Klise Positif (Gambar Rancangan)

Sebelum proses mencetak, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membuat gambar rancangan (klise positif). Dalam membuatnya perlu diperhatikan hal berikut:

a. Bahan untuk Membuat Gambar
Bahan untuk membuat gambar biasanya menggunakan kertas, plastik, mika, atau plastik film. Syaratnya adalah transparan, agar pada waktu pengeksposan (penyinaran) bagian yang seharusnya tidak tembus tinta akan terkena sinar secara utuh tanpa tekurangi intensitasnya oleh keburaman bahan (opasitas). Setelah disinari, bagian ini akan tertutup sempurna/hitam pekat sehingga tidak akan tembus pada saat proses pengeksposan.

b. Membuat Model
Penggambaran model dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu menggambar langsung di kertas putih polos, langsung pada screen, setting lewat komputer, dan dengan fotografi.
  1. Manual
    Menggambar langsung di atas kertas polos putih biasanya menggunakan rapido atau drawing pen, agar hasil tulisan maupun gambar, jelas dan tajam. Selanjutnya gambar yang sudah jadi diolesi dengan menggunakan minyak kelapa agar kertas polos putih tadi menjadi transparan. Kemudian minyak yang ada di kertas tersebut dibersihkan dengan kertas sejenis. Setelah kering bisa dilakukan pengekposan gambar atau afdruk.
  2. Langsung di Screen
    Setelah gasa jadi, bersihkan dari kotoran kotoran seperti minyak dan debu. Caranya dengan mencucinya di dalam air panas dan bila perlu beri sedikit soda abu supaya bersih. Pekerjaan selanjutnya adalah memberi corak atau gambar pada gasa screen. Selanjutnya areal yang tidak diinginkan tembus tinta, diolesi dengan emulsi yang sudah dicampur sensitizer. Dengan demikian, hanya daerah yang diolesi emulsi yang nantinya tidak tembus tinta. Setelah selesai proses pengolesan, dikeringkan di terik matahari dan langsung digunakan untuk mencetak.
  3. Setting Komputer
    Setting komputer dimulai dengan pembuatan desain model untuk kemudian dicetak dengan menggunakan printer jenis laser jet, supaya kualitas gambarnya baik dan kualitas tintanya tajam. Cara ini lebih relatif lebih praktis dan dapat dengan mudah dihasilkan gambar yang relatif.
  4. Fotografi
    Teknik fotografi merupakan teknik pembuatan gambar yang memiliki kualitas paling baik dibandingkan dengan ketiga cara diatas. Hanya prosesnya agak lama dan kurang praktis, selain itu biayanya cukup mahal. Gambar yang akan dibuat terlebih dahulu dirancang/didesain dengan komputer secara manual. Setelah gambar sesuai dengan yang kita harapkan, gambar dipotret. Cara ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas gambar dari model yang akan dicetak. Gambar akan lebih tajam dengan detail yang jelas. Hasil gambar yang dihasilkan berupa positif film

3. Afdruk/Pengekposan

Afdruk/Pengekposan atau penyinaran adalah proses memindahkan gambar dari model ke screen dengan bantuan bahan yang disebut emulsi sablon. Afdruk dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
  1. Pelapisan (Coating)
    Campurlah emulsi dengan sensitizer (obat afdruk siap pakai), lalu aduk hingga rata. Campuran emulsi tadi dan dioleskan pada permukaan screen dengan menggunakan alat bantu coater (pelapis). Selain itu, juga dapat menggunakan mika atau penggaris plastik yang panjangnya sesuai dengan kebutuhan sampai benar benar rata (usahakan pengadukan dan pengolesan dilakukan dalam ruangan yang gelap).
  2. Pengeringan awal (Start Drying)
    Pengeringan dapat dilakukan dengan bantuan hair dryer, atau didiamkan saja sampai kering sendiri. Pada saat pengeringan usahakan agar tidak terkena sinar matahari atau lampu yang mengandung sinar ultraviolet seperti neon. Jika terkena sinar, maka emulsi akan terbakar dan tidak dapat digunakan untuk proses selanjutnya.
  3. Penyinaran (Exposing)
    Tujuan penyinaran adalah untuk memindahkan gambar yang berbentuk positif ke dalam screen. Penyinaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan sinar matahari atau dengan menggunakan meja afdruk (sinar lampu)
  4. Pengembangan
    -Perhentian reaksi
    -Proses pengembangan
  5. Tusir
  6. Pengeringan Akhir
Sumber: Seni Budaya Kelas VIII Semester 2. Indonesia: CV. Fatihul Ihsan
Baca Juga :
Pengertian Menggambar

No comments